Masyarakat Towiora Nyatakan Perlawanan terhadap PT LTT: 1.500 Hektar Lahan Diduga Dikuasai di Luar HGU

Newspas.net

LINGKUNGAN636 Dilihat
banner 468x60

DONGGALA, NEWSPAS.NET – Konflik agraria antara masyarakat Desa Towiora dan PT Lestari Tani Teladan (LTT) Anak Perusahaan Astra Agro Lestari(AAL) kian memanas. Warga menuding perusahaan perkebunan tersebut telah menguasai ribuan hektar lahan yang tidak termasuk dalam Hak Guna Usaha (HGU).

 

Tokoh masyarakat Towiora, Kasnudin, menyatakan bahwa sekitar 1.500 hektar lahan milik warga telah dikuasai secara sepihak oleh PT LTT. Ia menilai perusahaan telah menyesatkan warga selama bertahun-tahun.

 

“Selama ini masyarakat ditipu oleh PT LTT. Ada sekitar 1.500 hektar lahan kami yang mereka kuasai, padahal itu tidak tercatat dalam HGU,” ungkap Kasnudin, Jumat (29/8), saat ditemui di jalan poros Lalundu–Tikke.

 

 

 

Kasnudin merujuk pada hasil pengukuran ulang lahan yang dilakukan oleh Satgas Agraria dan disampaikan dalam pertemuan resmi di ruang rapat Biro Ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah. Dari hasil pemetaan tersebut, ditemukan adanya kejanggalan signifikan terkait luasan lahan yang dikuasai perusahaan.

 

“Dari total luasan yang sebelumnya tercatat sekitar 6.000 hektar, ternyata saat diukur ulang mencapai lebih dari 10.000 hektar. Diduga, ada sekitar 3.734 hektar yang berada di luar HGU, namun tetap dikuasai oleh PT LTT,” jelasnya.

 

Situasi ini memicu kemarahan dan kekecewaan masyarakat Towiora. Mereka menilai keberadaan PT LTT justru menjadi bentuk penjajahan baru di atas tanah leluhur mereka.

 

“Kita sudah merdeka 80 tahun, tapi masyarakat Towiora masih merasa dijajah di negeri sendiri,” tegas Kasnudin.

 

Sebagai bentuk perlawanan, warga kini tergabung dalam Aliansi Masyarakat Towiora Menggugat, sebuah gerakan kolektif yang bertujuan memperjuangkan hak-hak tanah adat dan lahan pertanian mereka.

 

Kasnudin pun menegaskan bahwa masyarakat tidak akan tinggal diam dan akan terus memperjuangkan keadilan, meski dengan risiko besar.

 

“Walaupun keras perjuangan ini, saya tetap siap mati untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat Towiora,” tandasnya dengan nada penuh semangat.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *