Ketegangan Memuncak di Towiora, Pembangunan Mushola Diprotes Perusahaan

Newspas.net

PERISTIWA942 Dilihat
banner 468x60

DONGGALA, NEWSPAS.NET – Suasana mencekam kembali menyelimuti sebuah afdeling yang menjadi objek sengketa antara masyarakat Towiora dan PT Lestari Tani Teladan (LTT). Rabu (13/8/2025), ketegangan pecah saat warga memulai pembangunan mushola di atas lahan yang mereka klaim sebagai milik sah, tepatnya di dekat Pondok Bangun, wilayah yang masuk peta konflik.

 

Rencana pembangunan rumah ibadah ini memicu penolakan dari pihak perusahaan. Menurut keterangan warga, PT LTT berupaya menghentikan proses pembangunan dengan alasan lahan tersebut masih berstatus sengketa.

 

Meski dihadang, warga tetap melanjutkan pekerjaan. Kedua belah pihak berada di lokasi secara bersamaan, menciptakan suasana panas dan rawan gesekan.

 

Sekretaris Aliansi Masyarakat Towiora Menggugat, Nur Salina, menegaskan bahwa masyarakat memiliki hak penuh atas lahan tersebut.

 

 “Kami ingin membangun mushola di atas tanah kami sendiri. Pihak perusahaan berusaha melarang, padahal kami tidak mengganggu tanaman sawit mereka,” ujarnya.

Latar Belakang Konflik

Perselisihan lahan antara masyarakat Towiora dan PT LTT telah berlangsung selama bertahun-tahun. Warga mengklaim sebagian lahan yang dikuasai perusahaan merupakan tanah adat serta lahan garapan yang seharusnya dimanfaatkan demi kesejahteraan warga.

 

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan, pasal 58 ayat (1), perusahaan perkebunan dengan Izin Usaha Perkebunan untuk Budidaya (IUP-B) seluas 250 hektare atau lebih wajib memfasilitasi pembangunan kebun masyarakat sekitar sedikitnya 20% dari total areal yang diusahakan, atau dikenal dengan skema kebun plasma.

 

Warga menuding PT LTT belum sepenuhnya memenuhi kewajiban tersebut. Mereka juga meyakini sebagian lahan sengketa seharusnya termasuk dalam alokasi plasma.

 

Hingga berita ini diturunkan, pihak PT LTT belum memberikan keterangan resmi terkait insiden ini. Warga Towiora meminta pemerintah daerah turun tangan untuk mencegah potensi bentrokan yang lebih besar di masa mendatang.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *